Archive for Juni 2016


Polres Tanggamus menerjunkan 340 personel dalam Operasi Ramadaniya 2016.
Menurut Kasubag Humas AKP M Daud, personel yang diturunkan berasal dari berbagai satuan. "Mereka juga akan diperkuat dengan anggota TNI, unsur SKPD pemerintah daerah dan unsur lain seperti Pramuka dan PMI," ujar Daud, Kamis (30/6/2016).
Adapun total seluruh personel pada operasi ini mencapai 630 orang. Rinciannya Polres Tanggamus 340 personel dan  30 personel dari Kodim 0424 Tanggamus

Sumber : http://lampung.tribunnews.com
Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu masih tetap berjalan seperti biasanya. Direktur RSUDP dr Ulinnoha memastikan itu, meskipun terdapat hari libur selama Hari Raya Idul Fitri 1437 Hijriah.
"Layanan jalan seperti biasa, kecuali poliklinik spesialis tutup sesuai jadwal cuti," kata Ulinnoha melalui pesan singkatnya, Kamis (30/6).
Sama halnya dengan puskesmas di wilayah Kabupaten Pringsewu, Kepala Dinas Kesehatan Pringsewu Purhadi juga menyatakan, pelayanan di puskesmas masih berjalan seperti biasa. Meskipun sejumlah petugas ada yang mendapat piket di pos pelayanan pemudik.
Sebelumnya dia menyatakan, Diskes Pringsewu membuka empat pos layanan bagi pemudik. Pos itu berada di Terminal Gadingrejo, Pos Terpadu Rest Area Pringsewu, Pos Kecamatan Pagelaran, dan Bandung Baru Adiluwih.
Khusus pos di rest area dinas menyiapkan tenaga khusus akupuntur dan akupressur. Layanan, akupressur dibuka setiap hari mulai pukul 08.00-14.00 WIB. Sedangkan akupuntur pada saat tenaga yang beraertifikat hadir.

Sumber : http://lampung.tribunnews.com
Jakarta, Bagi kakak-kakak yang punya pakat jurnalistik khususnya media fotografer, kalian bisa mengikuti lomba foto dalam rangka memeriahkan Jambore Nasional ke X di Bumi Perkemahan Pramuka Cibubur 11-21 Agustus 2016.
Kegiatan ini wajib kalian ikuti kenapa? Karena konsepnya sangat mudah, kakak-kakak bisa melakukan foto bersama dengan petugas kebersihan, nelayan, pedagang kaki lima, dan juga petani. Foto bisa dilakukan dimana saja. ‎
Jangan lupa kakak – kakak juga diminta menggunakan Kacu Pramuka Merah Putih sambil memegang kertas bertulisakan akun instagram  atau akun twitter kakak – kakak dengan tegar #JAMNAS2016. Foto boleh sendiri ataubersama teman – teman. Terbuka untuk umum.
Bila tertarik segera kirim hasil karya kakak dan kirimkan ke email  fotopramuka@gmail.com dengan subject Nama_Asal Daerah _Lomba FotoPramuka. Sertakan juga di badan email : Nama Lengkap_Alamat_No HP_Akun Twitter/Instagram
Kakak juga diminta ‎Follow Twitter @kwarnas, kemudian twit dan mention foto kakak – kakak ke twitter @kwarnas dengan tegar #JAMNAS2016
Follow instargam @GerakanPramuka, lalu re-post poster ini, kemudian posting foto kakak – kakak, jangan lupa mention ke instagram @GerakanPramuka dengan tagar #JAMNAS2016
Setiap peserta maksimal mengirimkan 2 foto. Batas akhir pengiriman 25 Juli 2016. Pengumuan Pemenang akan diumumkan pada tanggal 5 Agustus 2016, melalui website www.pramuka.or.id dan www.jamborenasional.com
Semua foto akan diupload oleh panitia di Fanpage Facebook : Kwartir Nasional Gerakan Pramuka . Pemenang akan ditentukan melalui like terbanyak, pengguna facebook bisa memberikan like dari tanggal 27 juli – 4 Agustus 2016 (Foto yang diupload di fanpage Facebook adalah Foto yang dikirimkan ke email)
Hadiah Lomba :
Hadiah untuk 17 pemenang masing – masing 1.000.000, (Delapan Pilihan Juri dan sembilan pilihan pengguna Facebook terbanyak)
Dewan Juri :
Kak Lusi Andinda Lebu Raya
Kak Sari Madjid
Kak hariqo Wibawa Satria
Kak lukman Hakim Arifin
Kak Olivia Zalianty
Kak Habibie Yukezain
Kak Arini Yuniarti
Info Lebih Lanjut Silahkan Hubungi :
Nining : 0857-7439-3969
Nurul : 0838-7462-8589
Mia : 0838-1473-6764‎
Jakarta, ‎Dalam rangka memeriahkan dan meramaikan Jambore Nasional ke X, di Bumi Perkemahan Cibubur 14-21 Agustus  2016 Kwartir Nasional Gerakan Pramuka mengadakan lomba Video Pendek dengan tema  “Kerja keras”
Caranya:
1/ Videokan seseorang yang selalu bekerja keras dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian berikan pendapat Kakak-Kakak dalam video tersebut, isi pendapat berupa apresiasi dan pelajaran apa yang dapat diambil dari video itu. Produksi boleh sendiri, boleh bersama-sama. Lomba ini melatih kita menyampaikan pesan dengan kreatif. Terbuka untuk umum.
2/ Ketika memberikan pendapat, Kakak-Kakak wajib menggunakan Kacu Pramuka merah putih. Buka dan tutup pendapat Kakak-Kakak dalam video itu dengan “Salam Pramuka, Sukseskan Jambore Nasional Kesepuluh Tahun 2016”. Cantumkan nama Kakak atau credit title lainnya di akhir video.
3/ Durasi video minimal satu menit, dan maksimal empat menit. Karya Kakak-Kakak baik itu audio, grafis dan video tidak boleh melanggar hak cipta, tidak boleh mengandung pornografi, sara atau melanggar aturan yang berlaku. Karya yang diikutkan dalam lomba ini belum pernah dipublikasikan.
4/ Kirimkan video Kakak-Kakak ke email: videopramuka@gmail.com (maksimal 50 MB), dengan subject: Nama – Judul Video – Asal Kwarda. Kemudian di bodi email cantumkan: Nama Lengkap, Alamat Lengkap, No Telp/Hp, Akun twitter, Akun Instagram
5/ Video Kakak-Kakak akan diupload di akun Youtube Gerakan Pramuka, kemudian linknya akan dikirimkan kembali ke email Kakak-Kakak.
6/ Subscribe Youtube Gerakan Pramuka.
7/ Follow akun twitter @kwarnas, tweet screenshoot video Kakak di youtube Gerakan Pramuka, kemudian mention ke twitter @kwarnas dengan tagar #VideoJamnas2016
8/ Follow akun Instagram @gerakanpramuka, lalu repost banner ini, kemudian posting screen shoot video Kakak-Kakak dari akun Youtube Gerakan Pramuka. Gunakan tagar #VideoJamnas2016
9/ Sembilan video dengan view terbanyak langsung ditetapkan sebagai pemenang lomba ini. Jumlah view dihitung pada 8 Agustus 2016, Jam 14.00 WIB. Sembilan pemenang masing-masing mendapatkan uang tabungan: Rp. 2 Juta Rupiah dan Piagam Penghargaan dari Kwarnas Gerakan Pramuka. Video pemenang juga akan terus dipromosikan lewat medsos Kwarnas Gerakan Pramuka.
10/ Batas akhir pengiriman video pada 27 Juli 2016, Jam 24.00 WIB. Pemenang akan diumumkan pada 10 Agustus 2016 di website www.pramuka.or.id dan www.jamborenasional.com
Bupati Lampung Utara Agung Ilmu Mangkunegara melayat ke rumah duka korban kebakaran di jalan lintas sumatera, Bukit Kemuning, Lampung Utara, Rabu (29/06/16). Korban meninggal bernama Lismawati, wanita paruh baya berusia 60 tahun yang menderita serangan jantung.
Agung memberikan santunan kematian kepada keluarga korban dalam lawatannya itu. Bupati Agung sangat prihatin atas musibah yang menimpa korban dan keluarga. Agung pun sempat menyampaikan belasungkawa secara pribadi kepada keluarga korban.
Risky Ardian, putra korban menjelaskan, kejadian bermula ketika korban pulang ibadah salat tarawih, dan kemudian mendengar iring-iringan mobil pemadam kebakaran dengan suara yang sangat riuh. Korban mendadak terkena serangan jantung karena mengira mobil pemadam kebakaran menuju rumahnya. Korban akhirnya meninggal pada Selasa (28/6) pukul  23.00 WIB.
"Ibu meninggal waktu jalan pulang selesai tarawih, sakit jantungnya kumat seketika saat melihat suara mobil pemadam kebakaran yang menuju arah rumah" ungkap Risky Ardian, putra korban.

Sumber : Kota Bumi - Lampung - Tribun Lampung
Lampung Tengah sebagai salah satu Kwartir Cabang di Kwarda Lampung yang siap sukseskan jambore Nasional X tahun 2016 di Cibubur-Jakarta. Sebanyak 32 Penggalang dari seluruh wilayah Lampung Tengah sudah melakukan persiapan untuk mengikuti Jamnas X yang akan dilaksanakan pada agustus mendatang.

"Kami seluruhnya berjumlah 32 orang yang terbagi menjadi 4 regu, 2 regu putra dan 2 regu putri. Tentunya kami perwakilan dari masing-masing kwartir rating yang ada di Lampung Tengah. Sejak bulan april kami sudah melakukan 5 kali pertemuan untuk mempersiapkan keikusertaan kami di Jamnas besok." begitu tutur dari salah satu peserta Jamnas perwakilan Lampung Tengah yang kebetulan menjadi salah satu pemimpin regu.

Para peserta ini didampingi oleh 4 pembina pendamping dan 3 orang pimpinan kontingen. Kesemuanya merupakan Pembina Penggalang terbaik yang ada di Lampung Tengah.

Walaupun ajang perkemahan tingkat nasional ini merupakan pesta terbesar bagi pramuka penggalang sebagai ajang pertemuan seluruh pramuka penggalang yang ada di Indonesia. Namun sebagai duta dari Kwartir Cabang Lampung Tengah, para peserta harus tetap ditempa dan didik menjadi pramuka yang tangguh dan siap dalam segala hal. Salah satu caranya dengan menyeleksi para penggalang yang minimal sudah mencapai kecakapan umum tingkat Terap dan bagi para pemimpin regu diwajibkan sudah mencapai syarat pramuka garuda untuk tingkat penggalang.


Ka.Kwarcab Lampung Tengah Hi. Ir Mustopa selalu mendukung kegiatan yang dilakukan oleh para pramuka, karena Gerakan Pramuka merupakan wadah pembina positif bagi kaum muda.
Kisah paling terkenal dan fenomenal perihal kepongahan manusia tiada lain ialah Fir’aun yang mengaku Tuhan. Hari ini tentu saja sudah tak ada lagi manusia konyol yang mengaku Tuhan. Tetapi, tidak lantas praktik kepongahan dalam wujud lain benar-benar sirna.
Ada sebuah praktik pongah kekinian yang sangat dibenci Tuhan, dan karenanya secara sadar kita berusaha keras menjauhinya, tetapi celakanya justru kita mudah sekali tersuruk di dalamnya, dengan atas nama membela Tuhan pula. Sungguh tragis!
Apa itu?
Mengangkat diri sebagai “staf ahli Gusti Allah”.
Kita semua yakin, sepeninggal Rasulullah Saw. tak ada lagi manusia yang diangkat sebagai utusan-Nya. Dalam bentuk apa pun. Alqur’an dan hadits Nabi yang kita warisi telah purna untuk kita jadikan penuntun naqli menempuhi Jalan Allah.
Perkaranya ialah teks Alqur’an dan hadits jelas bersifat multitafsir (sebagian besarnya). Tanpa tafsir, kedua teks naqli itu hanya akan menjadi “benda mati”, tidak produktif, bahkan tidak lagi mampu menjawab fenomena-fenomena kehidupan umat Islam sendiri. Di kalangan para akademisi muslim, sifat multitafsir ini ditabalkan sebagai rahmatan lil ‘alamin karena menjadikannya shalih likulli zaman wa makan.
Lahirlah kemudian ribuan kitab tafsir, tasawuf, fiqh, siyasah, etika, dan sebagainya dari generasi ke generasi sebagai “buah ijtihad” umat Islam. Menurut Abdul Wahab Khallaf dalam kitab ‘Ilm Ushul Fiqh, ijtihad pertama bahkan telah dimulai sejak masa sahabat Muadz bin Jabal ketika ditugaskan berdakwah ke Syiria oleh Rasulullah Saw. Lalu berlanjut ke generasi tabi’in, tabi’it tabi’in, dan seterusnya. Dari sosok ulama agung macam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i, hingga Imam Hanbali. Dari Al-Mawardi hingga Ibnu Taimiyah. Dari Yusuf Qardlawi, Abul A’la al-Maududi, Abdullah bin Baz, hingga Muhammad Abduh, Abdur Razzak, hingga Hasyim Asy’ari dan Quraish Shihab. Dan seterusnya, dan seterusnya.
Ribuan kitab itu memuat pandangan tafsir dan penyimpulan hukum yang sangat beragam, bahkan terhadap satu ayat. Ayat tentang kepemimpinan Islam, sebutlah ayat “waman lam yahkum bima anzalallahu faulaika humul kafirun” (siapa yang tidak menghukum dengan hukum Allah maka mereka adalah kaum kafir), menghasilkan deretan perbedaan pendapat (ikhtilaf) di kalangan para ulama dan kitab-kitabnya. Ada yang menyebutnya wajib dipimpin orang Islam, misal Al-Maududi, ada pula yang menyebutnya tidak wajib asalkan adil (misal Muhammad Abduh). Ada yang menyatakan negara Islam wajib hukumnya ditegakkan secara legal-formal (macam pandangan Imam Al-Mawardi), ada pula yang menyebutnya tidak wajib legal-formal, tetapi substantif berupa tegaknya keadilan (macam Nurcholis Madjid). Wajarlah bila kemudian berwarna pulalah pandangan umat Islam kini tentang khilafah islamiyah. Ada yang mencukupkan dengan demokrasi, ada yang tegas harus berupa negara Islam macam pandangan HTI.
Perihal tahlilan juga kerap menyeruak tak terbendung perbedaannya. Ada yang menyebutnya sunnah, ada pula yang menyatakannya haram atas dasar hadits bid’ah. Keduanya sama-sama punya landasan dan argumen. Tentu saja, tidak ada titik temu antarmereka, toh mereka berdiri di atas kaki penafsiran yang berbeda.
Pada derajat yang fanatis, ikhtilaf ini kerap menampilkan wajah yang sangat problematis dan menyeret umat Islam pada pertikaian sosial. Faksi-faksi terbentuk dengan biner kepalang bersikutan. Prinsip utama ajaran Islam yang jelas-jelas sangat mengumbulkan ukhuwah berbasis akhlak karimah sering terlukai oleh ekspresi ikhtilaf setamsil. Padahal kita semua mafhum bahwa ada ayat Alqur’an yang berbunyi: “Wala takunu kal ladzina tafarraqu wahktalafu min ba’di ma jaathumul bayyinat waulaika lahum adzabun adhim….” (Dan janganlah kalian menjadi orang-orang yang berpecah-belah dan berpisah-pisah setelah didatangkan Alqur’an kepada kalian dan mereka itulah orang-orang yang akan diazab dengan azab yang besar).
Hikayat perbedaan pendapat di antara umat Islam sebenarnya bukanlah barang kekinian sama sekali. Dalam sejarah Perjanjian Hudaibiyah, misal, Umar bin Khattab tegas menolak permintaan Suhail (duta kafir Quraisy Mekkah) untuk menghapus kata “bismillah” dan “rasulullah”. Tetapi, penolakan Umar ini langsung ditangani oleh Rasulullah Saw. sendiri, dengan menjelaskan berbagai strategi dan keuntungan politis umat Islam melalui “sikap mengalah” itu. Berkat keberadaan Rasulullah, perbedaan pendapat itu langsung bisa diredam.
Sepeninggal Rasulullah, di kalangan para sahabat Madinah, terdapat perbedaan pendapat tentang siapa yang pantas menjadi penerus pemimpin umat Islam. Sebagian menginginkan Ali bin Abi Thalib dengan argumen bahwa Ali adalah orang yang paling dekat dengan Rasulullah Saw. dan pula bagian dari Ahlul Bait, tetapi sebagian lain menghendaki Abu Bakar karena dianggap sahabat yang paling sepuh dan bijaksana. Melalui pembentukan Ahlul Halli wal Aqdi, masalah itu diselesaikan dengan dipilihnya Abu Bakar menjadi khalifah pertama. Perbedaan itu meski tak memuaskan semua pihak tetap berhasil diselesaikan dengan baik berkat kuatnya sikap tawadhu’ di kalangan para sahabat.
Di era pembentukan mazhab-mazhab Fiqh Islam, perbedaan-perbedaan pandangan hukum kian meluas. Pernah misalnya terjadi perbedaan pendapat antara Imam Malik dan Imam Syafi’i. Imam Syafi’i yang lebih muda sowan kepada Imam Malik di Madinah untuk “bertukar pikiran” tentang berbagai hadits.
Imam Malik yang mengetahui kedalaman ilmu Imam Syafi’i meminta Imam Syafi’i membaca kitab Al-Muwaththa’ karangan Imam Malik. Imam Syafi’i yang ternyata hafal seluruh kitab Al-Muwaththa’ itu membaca dengan disimak langsung oleh Imam Malik yang juga hafal kitab karangannya. Sekali tempo, mereka terlibat diskusi dan bertukar pikiran.
Ketika tiba waktu shalat, Imam Malik meminta Imam Syafi’i mengimami dengan alasan bahwa tamu harus dihormati, tetapi Imam Syafi’i menolak dengan alasan Imam Malik lebih sepuh dan lebih ahli hadits. Mereka saling mempersilakan atas prinsip saling menghormati. Akhirnya, keduanya sepakat untuk bergiliran menjadi imam shalat. Prinsip tawadhu’ dan tarahum benar-benar dijunjung kuat oleh mereka dalam perbedaan pendapat apa pun.
Pada suatu peristiwa lain, Imam Syafi’i yang menghukumi sunnah membaca qunut dalam shalat Subuh sedang mengimami shalat Subuh di sebuah masjid asing. Beliau tidak membaca qunut seperti biasanya, sesuai pandangan mazhabnya, sehingga seusai shalat beberapa jamaah menanyakan keganjilan tersebut. Imam Syafi’i lalu menjelaskan bahwa ia tak membaca qunut bukan karena lupa tetapi semata demi menghormati jasad agung yang disemayamkan di masjid itu, yakni Abu Hanifah pendiri Mazhab Hanafi yang dalam kitab fiqh-nya menyatakan membaca qunut dalam shalat Subuh tidak ada landasan dalilnya. Betapa dalamnya sikap tawadhu’ dan tarahum ditampilkan di sini.
Melalui contoh-contoh ikhtilaf ini, benderang sekali bahwa di atas segala perbedaan pandangan atas dalil-dalil naqli (Alqur’an dan hadits), para sahabat dan ulama senantiasa mendahulukan adab sebagai cerminan akhlak karimah. Mereka memberikan i’tibar pada kita semua bahwa berbeda pendapat itu wajar, normal, alamiah, bahkan rahmah, sepanjang ukhuwah islamiah selalu dijunjung di atas segalanya. Berbeda pendapat dan hukum tidaklah sahih sama sekali untuk dijadikan picu bertikai, bermusuhan, apalagi berpukulan.
Kini bandingkan catatan adab ikhtilaf itu dengan gaya berislam kita. Sungguh terjungkir terbalik! Kita gemar betul meruncingkan perbedaan, ikhtilaf, dengan sejuta argumen yang tentu saja takkan pernah terbayar tuntas, ketimbang menjunjung akhlak sosial, persaudaraan, dan kemanusiaan. Kita semakin terperosok ke jurang “truth claim” yang disponsori “salvation claim”, dengan pekik keras bahwa yang tidak sama dengan kita adalah salah, bahkan sesat, bahkan kafir, bahkan musuh Allah, bahkan ahlun nar. Atas nama kebenaran tafsir, yang kita pangkati “Kebenaran Allah”, kita bertega betul melumat pesona akhlak karimah. Sesaudara tak lagi menyapa, setetanggaan tak lagi berbincang, sesahabatan tak lagi bersua hangat, apalagi dengan muslim yang tak pernah dikenal.
Apa yang sebenarnya tengah meracuni iman dan Islam di kepala dan dada kita?
Wacana!
Inilah sejatinya yang tengah kita bela bahkan dengan merelakan cara-cara anarkis dan amoral. Posisi kita semua, kita tahu, pada hakikatnya hanya sedang ittiba’ atau taklid pada suatu “tafsir hukum” yang notabene disimpulkan berdasar “jaring laba-laba”: keilmuan, sanad ilmu, corak ideologis, dan bahkan kepentingan sosial-politis-ekonomis—yang boleh jadi kita warisi dari orang tua atau kita tiru dari guru-guru kita atau bahkan kita kenal dari link-link virtual yang antah-berantah.
Di sebelah kita, tentu saja berjubel umat Islam lain yang juga memiliki frame “jaring laba-laba” yang demikian. Bila frame “jaring laba-laba” yang beragam itu diberahikan saling melumat satu kepada lainnya atas nama apa pun, termasuk judge Kebenaran Allah, jadilah interaksi sosial kita mengarah pada konflik, chaos, bahkan permusuhan dan kekerasan.
Apa yang sejatinya sedang kita perjuangkan?
Kita sungguh-sungguh tak sedang membela agama Gusti Allah, Islam yang rahmatan lil ‘alamin, sama sekali tidak. Sebab, selalu dan selalu, Islam bermuara pada Puncak Cinta bernama akhlak karimah (Innama bu’itstu liutammima makarimal akhlaq). Jika kita memang sedang membela agama Gusti Allah, seyogianya kita menjunjung selalu dalam situasi apa pun semata akhlak karimah.
Yang kita bela rupanya hanyalah “berhala wacana” pujaan kita, yang kita klaim paling benar (truth claim) dan paling menyelamatkan (salvation claim), untuk dibenarkan, diterima, dan diikuti oleh semua orang. Bila tidak, kita akan tekun menyebut mereka musuh yang sesat, kita pun siap berpecah-belah, bertikai, bahkan bersipentung, disertai pekikan atau caption “Allahu akbar”—yang ironisnya Allah sangat membenci permusuhan dan kekerasan.
Demikian gaya berislam kita kini, demikianlah gaya para staf ahli Gusti Allah—gaya ultra-bid’ah yang tak pernah diajarkan oleh Rasulullah, para sahabat, dan salafus shalih. Tentu, ini adalah gaya berislam yang penuh kepongahan, “Islam yang ber-DNA Fir’aun”, dengan senantiasa menabalkan diri mewakili kehendak-kehendak Gusti Allah, pemangku kebenaran tunggal Gusti Allah—padahal Gusti Allah tak pernah sekali pun membisiki saya benar dan sampeyan salah atau sebaliknya.
Kita tidak sedang menyembah Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang bila demikian gayanya, tetapi menyembah berhala wacana setiap kita yang keras kepala lagi pongah. Di hadapan fenomena masif mengerikan ini, saya kerap merenung: bukankah sikap demikian sekarakter dengan kesyirikan?

Baca Juga Cerita Lainnya di : http://basabasi.co


Berikut contoh APD (Angket) tentang Sumber Belajar
INSTRUMENT PENELITIAN

MetodeAngket
(DitujukanUntukSiswa)

AngketSumberBelajar (VariabelX )
Nama                  :
NTA                   :
JenisKelamin       :
Kelas                  :
Tingkatan            :

Petunjuk :
1.      Tuliskannama, NTA, JenisKelamin, KelasdanTingkatanpadakolom yang telahdisediakan
2.      Beritanda √ padakolompendapat yang dikehendaki
3.      Jawabanandatidakakanmempengaruhinilaianda
4.      Kerahasianjawabanandaterjamin
5.      Sayatidakakanmenipudirisendiri
Keterangan :

No.
Pertanyaan
YA
TIDAK
KADANG- KADANG
1
Apakah setiap siswa memiliki buku paket alquran hadist kelas VIII




2
Anda selalu membawa buku paket alquran hadis di setiap mata pelajaran tersebut




3
Apakah dengan buku paket membantu anda dalam memahami mata pelajaran alquran hadist
sesuai dengan fakta



4
Apakah dengan buku paket mempermudah anda dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru.




5
Apakah guru mata pelajaran Al-quran hadis mengajarmatapelajaran lain selain Al- Quran Hadist




6
Apakah guru mata pelajaran Al-quran hadis menggunakan metode yang berbeda beda saat proses pemblajaran




7
Apakah dengan kegiatan pengkajian ayat ayat alquran hadist memudahkan siswa untuk memahami pelajaran Al quran hadist




8
Apakahmateri yang diberikansesuaidenganevaluasi yang diberikan.



9
Apakahandamemiliki Al- Quran terjemah



10
Apakahandaselalumembawa Al- Quran saatpembelajaran Al- Quran Hadist



11
Apakahandalancarsaatmembaca Al- Quran sesuaidenganmaharijulhuruf.



12
Apakahsetiappelajaran Al –Quran hadistandamembaca Al- Quran



13
Apakahdiperpustakaanterdapatlebihdarisatumcambukutentang Al- Quran hadist



14
Apakahandaseringmembacabuku di perpustakaan



15
Apakahandaseringmeminjambuku di perpustakaan



16
Apakahpelayandariperpustakaan mudah





Welcome to My Blog

Setelah Dapet Infonya Mohon Likenya. Thanks!! ^_^

Blibli

Ingat Waktu

Popular Post

Mengenai Saya

Foto saya
Salah satu anggota pramuka kwartir cabang lampung tengah yang sedang menjabat sebagai Dewan Kerja Cabang Lampung Tengah masa bakti 2011-2016
Diberdayakan oleh Blogger.

Weekly most viewed

- Copyright © ZOE'S BLOG -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -